Minggu, 13 Januari 2013

Mmm...

"kriiing...kriiing..."
+++  : "Assalamualaikum!"
Mimi : "Wa'alaikumsalam, nuju naon?"
+++  : "nuju mamam Mii..."
Mimi : "eh, jadina kapan atuh itu teh? mimi tos meser segala barang dapur, lengkap. Meser teflon dari ukuran terkecil sampe terbesar, dll"
+++  : gleeek...!! nelen ludah, "yaa ampuuun...alhamdulillah, janten ngkee teu kedah belanja barang2 dapur lagi  ya Mii?hehee.."
Mimi : "iyee, sok enggal sing dipaparinan kemudahan"
+++  : "amiin..." (*menitikkan air mata)

Minggu, 25 November 2012

Seasons In The Sun

 
Goodbye to you my trusted friend
We´ve known each other since we
Were nine or ten
Together we´ve climbed hills and trees
Learned of love and abc´s
Skinned our hearts and
Skinned our knees

Goodbye my friend it´s hard to die
When all the birds are singing
In the sky
Now that spring is in the air
Pretty girls are everywhere
Think of me and i´ll be there

We had joy we had fun we had
Seasons in the sun
But the hills that we climbed were
Just seasons out of time

Goodbye papa please pray for me
I was the black sheep of the family
You tried to teach me right from wrong
Too much wine and too much song
Wonder how i got along

Goodbye papa it´s hard to die
When all the birds are singing in the sky
Now that the spring is in the air
Little children everywhere
When you see them i´ll be there

We had joy we had fun we had
Seasons in the sun
But the wine and the songs like the
Seasons have all gone
We had joy we had fun we had
Seasons in the sun
But the wine and the song like
The seasons have all gone

Goodbye michelle my little one
You gave me love and helped
Me find the sun
And every time that i was down
You would always come around
And get my feet back on
The ground

Goodbye michelle it´s hard to die
When all the birds are singing in
The sky
Now that the spring is in the air
With the flowers everywhere
I wish that we could both be there

We had joy we had fun we had
Seasons in the sun
But the hills that we climbed were
Just seasons out of time

We had joy we had fun we had
Seasons in the sun
But the wine and the song like the
Seasons have all gone



Green House Sekeloa, 25 Nov 2012 

Jumat, 02 November 2012

Mendung...

Saat momentum itu….langit hati terasa mendung, dan tanpa sadar gerimis pun turun dengan perlahan dari pelupuk mata ku. Seorang sahabat yang melihat ku hanya terdiam membisu. Aku merasakan kerapuhan yang mendalam, diri merasa tak kokoh lagi. Tidak, aku tidak mau menjadi orang lain yang kehidupannya selalu terlihat anggun dan berseri. Memang, rumput tetangga akan selalu terlihat hijau. Hm…astaghfirullah, hati ini kurang bersyukur. Terkadang hati egois menginginkan sesuatu yang memaksakan, tanpa melihat sudut lain dari sebuah keadaan. 



10 April 2012
Poka-2, 12.52 pm

Sabtu, 13 Oktober 2012

Bintang Sirius di Ufuk Oktober



Tak terasa…
Kini usiaku tak lagi “bayi kecil” yang mendekap sayup dipangkuan sang bunda, usiaku tak lagi “kanak-kanak” yang mengeja kebahagiaan di loteng-loteng suci, usiaku tak lagi “remaja” yang mencari makna kesejatian diri. Tak lagi…
Tapi, kini ku harus bertanggungjawab atas hempasan waktu yang dianugerahkan-Nya untukku dalam mengarungi jalanan hidup sebatas usia.
Kematangan raga harus disertai kematangan jiwa.  Kematangan intelektual harus disertai kematangan emosional. Kematangan pribadi harus disertai kematangan sosial. Kematangan pandangan harus disertai kematangan pendengaran…
Kematangan…!!
Ya Rabb, kugoreskan sebaris mutiara hati yang tercecer di pintu langit-Mu. Kumohonkan agar Engkau mengaruniakan kekuatan pada raga ini yang mulai terkulai lemah tiada daya. Aku ingin seonggok amal ditengah puing-puing usiaku bermakna di sisi-Mu.
Sirius…
Bintang yang terlihat paling terang dari bumi…kadang jika bintang lain tertutup awan…hanya dia yang bisa terlihat…
Aku ingin menjadi seperti Sirius…
Seburuk apapun cuaca diatas sana…dia tetap bersinar terang…
Tapi kata para ahli, bintang yang sangat terang itu memancarkan energi yang sangat besar pula, sehingga memperpendek umurnya, hmmm…
Bagaimana nanti aku akan dikenang…?
Bagaimana nanti aku akan dikenang oleh sahabatku?
Bagaimana nanti aku akan dikenang oleh saudara-saudaraku?
Bagaimana nanti aku akan dikenang oleh orangtuaku?
Entahlah…
Kita tak akan pernah tahu hingga saatnya tiba…
Kawan, mari selami waktu dengan penuh cinta…
Jangan siakan sedetikpun tanpa memuaskan ingin-Nya…
waktu bergulir begitu singkat, sesingkat cahaya matahari terpancar ke bumi…sesingkat Sirius berotasi di pusarannya…sesingkat rembulan membentuk sabitnya…sesingkat usiaku memutar roda kehidupan…
Helaan nafas yang masih tersisa, jadikan bak permadani yang siap mengantar terbang menuju awan…
Lilin-lilin kecil pun kan bersinar memberikan kekuatannya untuk menerangi balok empat dimensi. Dan…dipojok sejarah akan tergores nama indahmu…
Akankah menjadi Sirius?
. . . . .
Green house
Sekeloa, 13 Oktober 2012
Memintal benang hikmah, kala usia di ufuk Oktober
)(Aish)(

Rabu, 18 Juli 2012

Mencintaimu sebatas usia


Suryatno, seorang laki-laki paruh baya tinggal di sebuah kota kecil  bersama keluarga tercintanya. Ia dan istrinya dikaruniai empat orang anak. Setelah sang istri melahirkan si bungsu, tiba-tiba kaki sang istri tak dapat digerakkan…yaah hingga menginjak bulan ke-3 akhirnya seluruh anggota tubuhnya tak dapat digerakkan, bahkan bicara…pun tak dapat. Dengan penuh kesabaran dan cinta, Suryatno membesarkan keempat anaknya dan mengurus istrinya yang tengah dalam kelumpuhan tersebut hingga 25 tahun lamanya. Dalam rentang waktu tersebut, ia memenuhi berbagai keperluan istrinya dan anak-anaknya. Pagi-pagi sebelum bekerja, ia memandikan dan menyuapi istrinya, serta menyiapkan kebutuhan keluarganya. Untungnya, kantor tempat Suryatno bekerja tidaklah jauh dari kediamannya. Ketika jam istirahat siang, ia dapat pulang terlebih dahulu untuk menyuapi istrinya makan siang. 

Kini Suryatno sudah menginjak usia 61 tahun. Anak-anaknya pun sudah tumbuh dewasa dan berkeluarga, kecuali si bungsu, ia masih duduk di bangku kuliah. Pada suatu ketika…, Suryatno berkumpul dengan seluruh anggota keluarganya. Si sulung kemudian membuka pembicaraan, “Pak, sudah saatnya Bapak bahagia, menikmati masa tua, biarlah kami yang mengurus Ibu sepenuhnya”. Dengan nada bijak, Suryatno menjawab, “biarlah Bapak saja yang mengurus Ibu”. Sambil menghela nafas panjang Suryatno melanjutkan, “dulu…Ibu begitu sabar mengurus Bapak, ia melahirkan kalian untuk membahagiakan Bapak”. Kemudian si sulung menyambung pembicaraan kembali, “sudah empat kali kami tawarkan Bapak untuk menikah lagi, kami rela, Ibu pun pasti demikian, asalkan Bapak bahagia”. Semua terdiam. Sedih. Bapak bertutur dengan penuh cinta, “mungkin Bapak akan bahagia jika menikah lagi, tapi Bapak akan lebih bahagia jika ada Ibu disamping Bapak. Bapak tidak mau kebahagiaan Bapak hanya dirasakan sendiri dan Ibu tengah menderita. Bapak ingin selamanya berada disamping Ibu”. Berderailah air mata anak-anaknya, dan terlihat tetesan lembut di sela bola mata sang Ibu. Haru. Mencintaimu sebatas usia.


-inspiring moment
Poka-2, 09.01 pm…

Rabu, 27 Juni 2012

…Agar Kau Mengerti…

Self mapping (personality disorder):
Bermacam karakter yang sering kita jumpai dalam keseharian, misalnya:
Kasus 1: “sueer…!! orangnya rapi banget, detail, sistematis, lantai kamar kosnya cling deehh, barang-barang di kamarnya tertata dengan baik”
Kasus 2: ”caper banget sih dia, suka mengada-ngada padahal tidak mampu, selalu pengen terlihat keren”
Kasus 3: ”ya ampuun…orangnya cuek abiis, tidak memperhatikan penampilan sama sekali, kalau bicara semaunya, tidak menyadari lawan bicaranya sakit hati”
Kasus 4: ”dia ramah banget, supel, langsung akrab. Costumer service laah”
Kasus 5: ”didepan siih dia terlihat slow down, tapi ternyata menusuk dari belakang. Ibarat blangkon”
Pernah kan kamu menjumpai orang-orang yang memiliki karakter seperti di atas? Naaah…karakter manakah yang menurut kamu ituuu “gue banget”?, okee di bawah ini akan dijelaskan beberapa karakter diri.
*               Narsistik
1.       Merasa diri paling hebat
2.       Seringkali memiliki rasa iri pada orang lain atau menganggap bahwa orang lain iri kepadanya (is often envious of others or believes that others are envious of him or her).
            3.   Merasa sukses dan  pintar
            4.   Sangat ingin dikagumi (requires excessive admiration).
            5.   Kurang empati  (lacks of empathy : is unwilling to recognize or identify with the feelings and needs of others).
            6.   Merasa layak memperoleh keistimewaan (has a sense of entitlement).
            7.   Angkuh dan sensitif terhadap kritik (shows arrogant, haughty behavior or attitudes).
            8.   Over percaya diri
            9.   Yakin bahwa dirinya khusus, unik dan dapat dimengerti hanya oleh atau harus dengan  orang atau institusi yang khusus atau memiliki status tinggi.
10. Merasa superior, selalu ingin merasa unggul dan takut direndahkan.
11. Perumpamaan : “lebih suka menjadi ikan BESAR di kolam SEMPIT daripada menjadi ikan KECIL di kolam LUAS”

Contoh kasus:
“Galih merupakan seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung. Ia dipercaya oleh dosennya untuk menjadi seorang asisten. Dia merasa senang dan bangga atas dirinya, sehingga dia akan memperlihatkan performa terbaiknya. Ketika dia mendapatkan pujian/penghargaan, dia merasa dirinya paling hebat. Ketika penghargaan itu hilang darinya, dia akan berusaha mendapatkannya kembali, bagaimana pun caranya. Dia tidak akan membuang kesempatan untuk terlihat eksis dan keren. Dia akan melakukan berbagai macam cara agar orang-orang di sekitarnya menghargai dan mengaguminya. Dia haus akan pujian”.
Contoh lain: kisah seorang Arab Baduy pada zaman Rasulullah. “seorang arab baduy membuang air kecil (kencing) secara sembarangan ditempat ibadah kaum muslimin. Kemudian para sahabat marah terhadap perbuatan seorang arab baduy tersebut hingga hendak memukulnya. Akan tetapi, Rasulullah tidak marah sama sekali. Beliau hanya memerintahkan para sahabat untuk menyiramkan air ke tempat tersebut (tempat yang dikencingi seorang arab baduy). Begitulah cara Rasulullah mendidik para sahabat dan seorang arab baduy”. Seorang arab baduy ini memiliki sifat narsistik, dia merasa hebat dan unggul di atas kaum muslimin, sehingga ia membuang air kecil secara sembarangan di tempat ibadah kaum muslimin. Sikap yang ditunjukkan seorang arab baduy tersebut merupakan bentuk –merendahkan- kaum muslimin.
Kesimpulan:
Secara bahasa umum, karakter tersebut sama dengan “Sombong”. QS. Luqman : 18, QS. Al Hadiid : 23, QS. Al Israa : 37.
*                  Histrionik
1.       Ramah dan mudah bergaul
2.       Suka berbagi agar membuat orang lain senang
3.       Ingin dianggap ramah dan lucu.
4.       Mencari pembenaran dan dukungan dari orang lain.
5.       Memaksakan kehendak terhadap orang lain.
6.       Terlalu mendramatisir keadaan dengan menunjukkan reaksi emosi yang berlebihan (drama queen).
7.       Terlalu sensitif terhadap kritikan dan ketidaksetujuan dari lingkungan.
8.       Sikap atau penampilan menggoda yang tidak pada tempatnya.
9.       Terlalu perhatian pada penampilan fisik.
10.    Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.
11.    Toleransi yang rendah terhadap frustasi dan kegagalan (kegembiraan yang tertunda).
12.    Menunjukkan perubahan emosi secara cepat.
13.    Mudah GR, melambung…
14.    Membuat keputusan secara terburu-buru.
15.    Mengancam akan melakukan tindakan bodoh untuk mendapatkan perhatian (misalnya bunuh diri).
16.    kebutuhan akan perhatian dan sikap posesif terhadap apa pun yang dia miliki tinggi.

Contoh kasus:
“Elisa memiliki karakter histrionik. Suaminya bekerja di sebuah perusahaan, terkadang harus pergi ke luar kota untuk menyelesaikan beberapa urusan. Elisa tidak bersedia ditinggal oleh suaminya, oleh karena itu dia akan berusaha mengikuti suaminya kemanapun. Jika kondisi tidak memungkinkan dia ikut, maka dia akan mencari berbagai alasan agar suaminya tidak pergi. Elisa akan melakukan manipulasi keadaan, misal dia mengaku sakit (padahal tidak sakit/bohong). Dia akan berusaha keras agar orang-orang disekitarnya memperhatikannya secara berlebihan. Dia ingin menjadi pusat perhatian”. -Karakter histrionik hampir sama dengan karakter narsistik-

Kesimpulan:
Secara bahasa umum, karakter tersebut sama dengan “Riya”. Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebihan. Dalam hal ini penderita histrionik merupakan individu yang suka melebih-lebihkan apa yang dia miliki dan memamerkannya. Tercantum dalam QS. An Nisa : 38, QS. Al Baqarah : 264, QS. Al Furqaan : 67.

*               Ambivalen (dependen dan independen) 
Berikut dijelaskan karakter ambivalen (perpaduan dua karakter yang berlawanan). Ambivalen dependen merupakan karakter yang bergantung terhadap orang lain atau masih bisa bergabung dalam tim/geng/kelompok tertentu. Sedangkan ambivalen independen merupakan suatu karakter yang merasa dirinya tidak membutuhkan orang lain, cenderung kurang bergaul dan jauh dari teman-temannya karena merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Terdapat dua tipe karakter ambivalen, sebagai berikut:

·         Pasif agresif
1.       Pribadi yang selalu mundur dalam menghadapi perselisihan, memilih mengalah daripada menghadapi orang atau situasi secara langsung, tetapi sejatinya terus mencari cara untuk membalas.
2.       tidak mampu meledakkan emosi, hanya diperlihatkan dengan ekspresi wajah (ex : cemberut-kalau tidak suka/tdk setuju), tetapi menyimpan dendam yang luar biasa.
3.       menghindari tanggung jawab dengan klaim lupa, mengeluh dan merasa dendam.
4.       menghindari konfrontasi langsung/frontal , tetapi menusuk dari belakang atau dengan tindakan-tindakan yang langsung merugikan.
5.       Terlihat pasif melawan, tetapi agresif dan aktif melakukan keinginan membalas “kekalahan”.

Contoh kasus:
Bima merupakan salah satu karyawan sebuah perusahaan tekstil di Bekasi. Dia dikenal sebagai pekerja ulet dan tidak mudah marah. Kawan-kawan di sekitarnya memanggil namanya dengan sebutan si “oncom”. Dia terlihat biasa saja dengan sebutan tersebut. Akan tetapi, pada suatu hari salah satu kawannya, Zeky menyapanya, “hai oncom, lagi ngapain?”. Secara tiba-tiba Bima marah, raut mukanya ketus dan menjawab, “nama saya bukan oncom…!!”. Bima membludakan emosinya yang terpendam sekian lama. Sebenarnya Bima tidak menyukai panggilan tersebut, akan tetapi Bima menyimpan kekesalan dan rasa dendamnya dalam hati, hingga pada batas waktu tertentu Bima menyalurkan emosinya. Untuk membalas rasa sakit hatinya, Bima memfitnah Zeky telah menghilangkan berkas penting punya bosnya.

·         Obsesif kompulasif
1.       Detail, daftar, perintah, pengaturan, atau terjadwal.
2.       Memperlihatkan kesempurnaan.
3.       Pekerja keras
4.       Sangat teliti, kesopanan, dan keteguhan moral, etika, atau nilai.
5.       Memanfaatkan sesuatu yang menurut orang lain itu sudah usang.
6.       Enggan mendelegasikan tugas atau pekerjaan kepada orang lain jika mereka tidak mengajukan secara tepat caranya mengerjakan.
7.       Perhitungan dan berpikir panjang.
8.       kaku dan keras kepala.
9.       Merasa takut orang lain tersinggung.
10.    Habis dengan pikirannya sendiri, “jangan-jangan….”.

Contoh kasus:
Riza merupakan salah satu siswa SMP di Bandung. Seorang guru matematika memberikan soal latihan kepada seluruh siswa. Soal latihan tersebut dikerjakan secara berkelompok selama 30 menit. Riza memiliki karakter obsesif kompulsif, sehingga pengerjaan soal latihan pun harus berurutan dari nomor pertama. Ternyata soal nomor pertama lumayan sulit, Riza dan teman-temannya merasa kesulitan menjawabnya. Temannya mengusulkan untuk mengerjakan soal nomor berikutnya terlebih dahulu (yang lebih mudah) agar waktu pengerjaan bisa lebih efisien, akan tetapi Riza tetap tidak mau, dia kukuh harus mengerjakan soal nomor pertama dulu. Temannya merasa keki pada Riza karena kurang fleksibel. Akhirnya waktu 30 menit yang diberikan oleh guru habis digunakan untuk mendebat pengerjaan urutan nomor soal.

*               The touch 
1.       Memiliki persepsi bahwa dia merasa diabaikan/ditolak oleh orang-orang di sekitarnya.
2.       Mempunyai rasa cemas yang berlebihan
3.       Sibuk dengan dirinya sendiri
4.       Menganggap dirinya tidak mampu
5.       Terlihat “bloon/oon” padahal sebenarnya cerdas
6.       Lebih senang menyendiri
7.       Mudah dipengaruhi lingkungan
8.       Cuek
9.       Tampil beda dan mencolok
10.    Watados (wajah tanpa dosa) alias “lempeng dot com”

Contoh kasus:
Ganjar merupakan salah satu mahasiswa teknik perguruan tinggi negeri di Jakarta. Penampilannya begitu eksotis, cuek, mencolok dan eksentris. Terkadang dia bergaya Koreanese dengan memperlihatkan gaya rambutnya ala boyband. Namun, di hari lain akan memperlihatkan gaya yang berbeda, terkadang dia tidak memperhatikan kebersihan dan kerapihan pakaian yang digunakannya. Suatu ketika, dia hang-out dengan om-nya, kemudian ada seseorang yang melintas di depannya, dengan tiba-tiba Ganjar berkata, “om, orang tadi kayak monyet yaa..!!”. Gubraaak. Sebenarnya, Ganjar tidak menyadari perilakunya salah (lempeng dot com). Sehingga Ganjar harus didampingi secara intensif dalam pembelajaran. Jika menyuruhnya berbuat sesuatu harus diterangkan secara terperinci, seperti menjelaskan sesuatu kepada anak sekolah dasar kelas 3.

Semua tipe karakter di atas bukan untuk memparsialkan diri dan membuat sekat “perbedaan” diantara kita. Tujuan pembagian karakter tersebut agar kita dapat memahami orang lain dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Right^^.

(Disarikan dari berbagai referensi dengan modifikasi penulis : Jurnal Psikologi, 102.7 mq fm radio, Psikologi Terapan-Anak Langit, dll)
Betapa aku ingin memahamimu^^
7 dan 8 Juni’12 9.31 pm
Aish, pojok kamar Poka-2